Rabu, 12 Januari 2011

Hari Pertama Setelah Kesembuhannya

Sudah beberapa hari ini pangeranku sakit, dan hari inilah akhirnya kami bertemu melepas kerinduan setelah ia pulih dr sakitnya.
 Aku perintahkan agar ia menunggu di restoran franchise sebelah kampusku, kupilih tempat yang nyaman dan sejuk untuknya menungguku selesai sementara nanti aku yang mendatanginya. Itu bertujuan agar menghemat staminanya, berhubung kesehatannya baru saja pulih. Aku begitu bersemangat dari awal hari, teringat janji bertemu dengannya. Biarlah kurelakan otak ini penat dengan pelajaran UAS, toh setelah itu ada sesuatu yg memotivasiku, pangeranku.
Maka seselesainya aku UAS, aku cepat2 mendatanginya yg sudah cukup lama menunggu. Wajah manisnya terlihat begitu cerah hari ini, entah efek lama tidak bertemu atau memang ia tambah keren. Kami lalu memutuskan untuk pindah ke lantai 2, tempat lesehan yg pasti lbh nyaman untuk makan. Disana kami bertemu teman kami di meja berbeda. Maka setelah bertegur sapa, kami dan teman kami pun sibuk dengan kesibukan masing2.

Aku sungguh senang. Di meja itu kami membicarakan hal2 yg terlampau jauh namun terdengar menyenangkan, pernikahan. Aku selalu senang jika membicarakan hal itu bersama pangeranku, seperti terbang melambung rasanya. Maka setelah itu kemungkinannya hanya dua, jatuh terpelanting atau justru terbang makin tinggi menggapai impian itu. Ia juga bercerita tentang posisinya di keluarganya, juga tentang kebiasaan keluarganya. Aku pernah baca dlm suatu novel, katanya bila seorang cowok mulai berani menceritakan kehidupannya dan keluarganya, berarti cowok itu berniat serius. Pokoknya aku senang dengan obrolan hari ini, terasa padat.
Begitu selesai, teman kami tadi mengajak kami ikut ke rumah seorang kenalan kami yg kebetulan dekat dengan rumahku. Tentu saja kami setujui tawaran itu, lumayan untuk mengisi acara kami.


Kenalan yg ingin kukunjungi ini seorang senior di kampusku, ia sudah menikah dan baru melahirkan bayi perempuan mungil yg lucu. Melihat kebahagiaan keluarga kecilnya yg menyenangkan itu kadang membuatku iri, membuatku ingin segera menyusulnya, membuatku membayangkan kebahagiaan masa depanku bersama pendampingku nantinya (Akankah dia? Semoga saja).

Kenyataan ini cukup menyadarkan pikiranku yg selama ini terdokrin bahwa menikah masih bayangan semu untukku yg terasa masih akan lama lagi waktunya. Siklus hidup yg kutahu selama ini adalah sekolah-kuliah-kerja-baru menikah, sepengetahuanku masih panjang perjalananku. Namun pernikahan seniorku yg umurnya tidak jauh berbeda denganku ini menyadarkanku bahwa ternyata menikah bisa secepat itu, bahkan bisa kapanpun kita mau, asal ada persiapan. Kini menikah dan punya anak menjadi bayangan yg nyata di kepalaku, tidak seburam sebelumnya. Bukan berarti aku berorientasi pada pernikahan, aku masih harus bertanggung jawab kpd keluargaku dengan kuliah yg baik dan cari kerja yg bagus. Tapi tak ayal bayangan pernikahan indah dan keluarga bahagia sering menggodaku.

Setelah asyik bertamu di rumah keluarga muda itu, bermain bersama bayinya yg "kebo" kalau tidur. Aku mencetuskan ide yg mungkin mengejutkan, makan sushi. Melihat tayangan di TV aku jd ingin ikut makan sushi, maka kubujuk pangeranku untuk menuruti kemauanku. Aku bahkan sampai lupa bahwa ia baru pulih dari sakitnya.

Dan kuajaklah ia ke restoran sushi favoritku. Cowokku mungkin tidak terbiasa dengan menu2 yg tidak awam itu, untungnya tidak kesemuanya seafood karena ia tidak menyukai seafood. Ia memutuskan memesan chicken onigiri (semoga saja ia nggak sakit lagi krn makanan ini), sementara aku memesan sushi favoritku. Disana kami berbincang banyak hal, entah kenapa perbincangan hari ini bagiku terasa berbobot. Dan aku puas bisa mengundur waktu untuk berlama2 dengan pangeranku yg kurindukan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar