Minggu, 30 Januari 2011

Unexpected Sat Nite


Kemarin benar2 hari keberuntunganku, hari yg seru tanpa direncanakan sedikitpun. Semua serba spontan.
Berawal dari inisiatifku menghubungi Rindhya, sahabatku. Mendadak ia mengajakku dan pangeranku untuk jalan ke sebuah stasiun radio malam nanti. Stasiun radio milik sahabat lamaku yg sekaligus menjadi tempat bekerja cowoknya sbg penyiar.
Berhubung pangeranku memiliki kepentingan di Bekasi Cyber Park, yg searah dgn stasiun radio tsbt, maka kuusulkan aku dan sahabat2ku janjian bertemu disana. Tapi akhirnya disepakati kami bertemu di belakang Giant setelahnya.
Maka seusai ujian utama, aku baru saja berniat langsung pulang dr kampus ketika pangeranku menanyakan keberadaanku. Ternyata ia baru saja ingin berangkat ke kampusku, kita sepakati bertemu di tempat makan lesehan sebelah kampus.
Belum juga aku berangkat ke tempat yg dijanjikan krn keasyikan berbincang dengan teman2 sekampusku, pangeranku menginformasikan bahwa ia sudah sampai di lokasi janjian. Maka tanpa bnyk cingcong aku segera menyusulnya ke rumah makan langganan kami itu.
Masih dengan seragam culunku (read : kemeja putih rok hitam plus rambut acak2an habis ujian mirip salesgirl desperate), aku menemuinya. Ia sempat menyindir seragamku itu sebagai bahan bercandaan. Aku sendiri tidak nyaman dengan kostum ini (berjalan dgn rok panjang ini serasa seharian main balap karung, ribet!), maka aku berniat pulang dulu ke rumah untuk berganti baju sekaligus mengambil helm, sekalian makan dan solat dzuhur.
Sampai dirumah kuperintahkan pangeranku menunggu di ruang tamu lantai bawah sementara aku berganti baju dll. Diam2 sudah kupesan mie rebus 2 porsi untuk hidangan kami. Maka ketika aku telah rapi dan menyusul kebawah, hidangan sudah tersedia di meja, dan pangeranku masih mengabaikannya di depan laptopnya yg menyala. Benar dugaanku, dia tidak akan makan sebelum aku tiba di sampingnya dan makan bersamanya. Cowokku idealis memang.
Maka kegiatan menyantap mie rebus di rumah jadi berasa begitu spesial dengan kehadirannya. Dengan senyum manisnya dan godaan mesranya, dengan tatapan menghanyutkan dan perhatiannya (dan sedikit colongannya). Kegiatan menyantap mie rebus pun menjelma menjadi momen2 indah bagiku, mengingat ia cukup jarang singgah di rumahku. Setelah hidangan habis dan puas beristirahat (dan bermesraan) kami menuju tujuan selanjutnya, Bekasi Cyber Park.
Hari menjelang sore ketika kami sampai ke pusat penjualan gadget di bekasi itu. Banyak sekali promo gadget yg membuat kami (read : anak2 IT) tertarik. Di mata mahasiswa2 yg bergelut di dunia IT seperti kami, promo gadget seperti ini adalah surga dunia, gadget2 terlihat bagai makanan mewah lezat yg diobral murah dan menggoda untuk dibeli. Entahlah perumpamaan ini tepat atau tidak. Yg pasti cowokku mengalami kesulitan dlm menjalankan misinya kesana karena keterbatasan media. Jadilah kami hanya melihat2 dan menelan ludah karena tidak membeli apapun. Dan segera kami beranjak ke tongkrongan favorit kami, foodcourt berhotspot dimana kami bisa memakai Wifi sepuasnya. Berbekal cemilan andalanku dan air mineral botol yg sengaja kubawa dr rumah, disanalah kami menghabiskan waktu hingga malam.

Ketika pangeranku menuruti keinginanku untuk menemaniku membeli plastik antigores HPku, Rindhya, sahabatku memanggil. Ia memang kuperintahkan memberitahukanku jika akan berangkat dr rumahnya. Maka aku dan pangeranku bersiap2 ke parkiran untuk keluar dan menuju lokasi janjian.
Cukup lama kami mencari rute ke tempat janjian, hingga akhirnya kami tiba dan menemukan spot asyik untuk parkir dan menunggu, yaitu di sebelah tukang kentang goreng (lumayan sembari nyemil! Hehehehe!)
Baru saja kami memakan secuil jajanan kami, Rindhya dan teman yg dibawanya telah sampai dan menegurku. Maka langsung kami beranjak ke Stasiun Radio OC yg tak terlalu jauh dr sana.
Sampai disana, sahabatku si empunya stasiun radio, Shifa, belum terlihat wujudnya. Padahal suara cowoknya sudah menggema lantang melalui siaran radio. Maka kami menunggu di luar ruang siaran.
Shifa akhirnya datang, ia memperkenalkan beberapa temannya dan teman cowoknya kepadaku. Maka makin ramailah malam itu dengan tambahan teman baru. Kami duduk lesehan di pendopo luar ruang siaran, dengan bentuk melingkar mirip2 acara tahlilan di rumah ibu RT. Karena pangeranku seringkali membawa kartu remi, ia mengeluarkannya dan mengajak bermain kartu untuk mencairkan suasana. Maka semakin serulah acara malam itu, benar2 penuh canda tawa. Aku benar2 gembira di euphoria kebersamaan yg menyenangkan ini, apalagi bersama org yg kucintai di sampingku.
Setelahnya Shifa mengajak kami makan di tempat makan yg pernah kami kunjungi bersama. Aku, Rindhya, dan Novi temannya menyetujuinya, begitupun pasukan sahabat2 Adha, cowoknya Shifa. Sayangnya, di perjalanan Novi mengurungkan niatnya. Novi hanya mengantarkan Rindhya hingga ke tempat makan dengan motornya, setelahnya ia pamit pulang. Tinggallah Rindhya yg kebingungan mencari tumpangan pulang seusainya makan nanti.
Shifa akhirnya datang dengan bala bantuannya, sahabat2nya Adha. Kami akhirnya melupakan sejenak semua kegundahan dan mengisi perut sembari berbincang riang. Aku, pangeranku, Rindhya, Shifa, dan Adha berkumpul di satu meja, sementara pasukan sahabat2nya Adha di meja sebelah kami. Setelah makan kami mencari solusi untuk kesulitan Rindhya, kami sepakat Shifa yg mengantarkan Rindhya sebentar ke pangkalan ojek dekat sana.
Perjalanan pulang malam ini begitu menyenangkan bagiku, aku memeluk pangeranku erat di motornya. Aku sangat menikmati malam Mingguan tanpa perencanaan ini, jarang aku bisa keluar malam dengannya. Berkali-kali kuhirup wangi aroma tubuhnya dan kunyatakan bisikan cinta. Bagiku sepanjang perjalanan itu seperti terbang di kayangan, melaju berdua menaiki Pegasus putih nan indah, melewati lautan bintang. Aku sangat senang, hingga akhirnya motornya berhenti di depan rumahku. Dengan berat hati aku melepasnya pergi, aku tahu ia pasti sudah lelah. Aku tidak boleh egois, aku cudah cukup bahagia menyita waktunya seharian ini. Maka kulepas ia pulang dengan doa agar ia selamat di jalan.
Dalam hatiku malam minggu ini tak akan kulupakan keceriaannya.

Kamis, 27 Januari 2011

Kebersamaan singkat yg melelahkan

Hari ini aku dan pangeranku menghabiskan waktu berdua lagi. Sekaligus untuk mengobati kekecewaan kami akan sebuah rencana kami yg gagal.
Waktu yg kami habiskan cukup singkat, tapi cukup melelahkan juga.

Aku berencana membelikan satsuki -hamster jantan baruku- pasangan di pet shop langgananku. Bahkan nama pasangannya sudah kurencanakan, yaitu Selena, nama samaranku. Tapi sebelum itu pangeranku ingin menunjukkanku sebuah pusat perbelanjaan di daerah dekat rumahnya. Maka kami pun melihat2 kesana, menghabiskan waktu cukup lama untuk melihat buku2 dan baju2 yg dijual. Terutama untuk numpang baca di toko buku, itu kegiatan favorit kami yg memang nggak modal.
Setelah rasa lapar menegur kami, kami pun bertolak menuju tempat makan yg ia rekomendasikan padaku. Masih di sekitar rumahnya, yaitu Waroeng Steak di Festival Kuliner. Ternyata benar, selain tempat yg cozy, steaknya pun memang enak. Kami sibukkan waktu kami menunggu dengan berbincang dan berbincang.
Seusainya makan, adzan mengingatkanku untuk tujuan selanjutnya, yaitu sebuah mesjid di pinggir jalan untuk sekedar meluangkan waktu shalat dzuhur. Kebetulan di seberangnya terletak toko parfum, maka seusai shalat pangeranku menyempatkan diri membeli stok parfumnya yg katanya menipis.
Dan akhirnya kami sampai juga ke tempat yg kusenangi, pet shop langgananku. Aku sangat bersemangat untuk mencarikan Satsuki jodoh. Kupilih hamster yg tercantik diantara kawanannya. Selain itu kubeli juga perlengkapan hamster lengkap untuk persediaan di pihak pangeranku. Semoga saja orang2 rumahnya tidak keberatan ada kandang hamster titipan yg nangkring di rumahnya. Dan siang menjelang sore itu, tidak biasanya kami pulang.
Hari sangat terik sehingga perjalanan bermotor itu terasa begitu berat dan melelahkan bagiku. Maka aku punya ide untuk mengajaknya mampir di rumahku sekedar ngadem dan mengistirahatkan diri. Beralasan melihat2 hamsterku, aku berhasil menariknya masuk dan mampir. Kusuguhkan ia air mineral botol dan roti yg sejak tadi kubawa2. Setelah bermesraan sebentar, ia pamit ke masjid untuk shalat ashar berhubung adzan sudah memanggil. Aku menunggu sembari memainkan hamster2ku.

Sekembalinya ia, kami kembali memainkan hamsterku sebentar, hingga akhirnya ia pamit pulang setelah staminanya pulih. Maka aku hanya bisa membiarkannya pergi, berharap dapat menghabiskan waktu bersamanya lagi lain waktu.

Kencan Bertiga?!?

Jangan salah paham, jangan negative thinking dulu.
Ini terjadi kemarin, bukan dalam konteks negatif.

Jadi begini ceritanya.
Aku telah merencanakan acara dengannya, pangeranku. Sebelum sebuah panggilan datang dari handphoneku. Ternyata Rindhya, seorang sahabatku menelepon, ia sedang sendiri dan perlu kegiatan. Maka kuajak ia bersamaku, melengkapi acaraku yg seharusnya hanya berdua. Toh sahabatku ini nyambung dengan pangeranku, dan memang teman kecilku yg bisa dipercaya, tak perlu dicurigai.

Kami menunggu di pet shop langgananku, toh ia juga sering kesana. Sekalian aku membeli keperluan hamsterku, dan senangnya disana aku membeli hamster baru, tapi kutitipkan dulu disana selama aku hang-out seharian itu.
Ketika Rindhya datang, kami pun melanjutkan acara ke Grand Mall, sekedar menghabiskan waktu luang bersama.

Disana kutawarkan pangeranku untuk terlebih dahulu membeli ice cream Mc Donalds favoritnya. Kami, terkecuali Rindhya, membeli ice cream cone. Bertiga kami segera menyerbu food court, sekedar numpang ngobrol sambil nyemil. Rindhya sendiri lebih memilih membeli es teh cup untuk memuaskan dahaganya di siang terik itu. Dan kami mengobrol banyak disana, apapun kami obrolkan, hingga masalah sensitif yg membuat telinga geli dan sepertinya nggak penting bgt (seperti bulu ketek misalnya, hehehe) juga ikut terbahas.
Sebelmunya memang sudah kurencanakan bersama pangeranku ke tempat itu, arena bermain game elektronik. Maka kuutarakan ajakan itu lagi untuk mengingatkan. Rindhya yg merasa sbg org luar tentu setuju saja dengan susunan acara kami.
Dan kumanfaatkan keberadaan Rindhya sebagai tenaga bantuan untuk menuntaskan misi game2 tsbt. Dengan bekal keroyokan, kami menghabisi lawan2 kami di game. Hohohoho. Seru, benar2 seru hari itu.
Lelah, kami putuskan untuk mengisi tenaga dengan mencari makanan. Dan tentu saja aku tidak melewatkan promo murah restoran waralaba langgananku. Berbekal uang 10rb per orang, kami sudah mendapat 1 porsi fried chicken, nasi, beserta minum yg dapat kami pilih sesukanya. Dan tentu diiringi juga oleh obrolan2 ringan kami yg topiknya nyerempet2 dodol.
Singkat cerita, setelah itu kami pulang, tapi sebelum itu kuambil dulu titipan hamster baruku di pet shop. Seekor hamster jantan hitam, gembul dan lucu, belum bernama. Maka sore itu kubawa hamsterku pulang sembari otakku berputar memikirkan banyak hal. Aku berencana menitipkan hamsterku ini ke pangeranku, karena aku pernah mendengar celetukannya bahwa karena melihatku ia jadi ingin memelihara hamster juga.
Maka aku jadi punya ide. Dibawah langit sore itu motor kami melaju, sembari aku berbincang dengan pangeranku, mencari nama hamster yg tepat. Aku teringat akan nama samaran pangeranku...
"Gimana kalo Satsuki, kan kayak kamu!" Cetusku.
"Oh iya, boleh juga tuh!"
Maka hari ini kami resmikan, nama hamster penghuni baru rumahku adalah Satsuki. Dan kami terus melaju dibawah indahnya langit sore itu. Sapuan biru tua berserabut merah muda menghampar di langit depan kami, seolah menyambut kami dalam pelukan hangat diatas sana. Aku memeluknya erat sembari memegang kotak berisi Satsuki tak kalah erat.

Sabtu, 22 Januari 2011

Jalan Colongan

"Colongan" adalah favorit kami. Colongan waktu, colongan kesempatan, tapi yg pasti bukan nyolong mobil orang, apalagi nyolong pacar orang, ogah deh.
Seperti juga hari ini, aku "nyolong" waktu untuk bertemunya. Malam sebelumnya aku sempat pura2 marah padanya, tapi sayangnya rencana itu tidak berjalan mulus. Sebelum ia tahu kenyataan bahwa aku cuma pura2, pulsa HPku habis, jadilah sampai pagi ia mengira aku masih benar2 marah. Mungkin aku kualat, hahahahaha...

Maka pagi hari ini, berbekal pulsa yg sudah terisi, aku menghubunginya. Aku merencanakan untuk mendampinginya ke kampus siang ini sekaligus mengabiskan waktu bersama. Maka rencana awal untuk jalan kembali dilaksanakan, pura2 marah dibatalkan.

Pukul 11 siang inilah pangeranku menjemputku di rumah, lalu tujuan pertama kami adalah kampus yg letaknya tidak jauh dari rumahku. Di kampus ternyata usaha kami sia2, tempat pendaftaran yg kami tuju tutup. Terpaksa kami menelan kekecewaan, dan duduk sebentar untuk sekedar istirahat sambil mencoba online dgn wifi kampus. Nasib sial kembali menghampiri, wifi kampus sibuk hingga hampir tdk bisa diakses. Maka setelah beberapa saat duduk sambil mengobrol, kami memutuskan hengkang dr tempat itu. Aku mengusulkan satu tempat yg pernah kurencanakan, pet shop, aku ingin membeli sebuah barang untuk hamsterku.

Sampai di pet shop, ternyata barang yg kuperlukan sedang kehabisan stok. Maka kami hanya menghabiskan waktu sebentar disana, sekedar memesan barang tsbt, melihat2 hewan, dan bertanya2. Setelah itu kami menuju mall terdekat dari sana, Grand Mall Bekasi, mall yg tidak sesuai dgn namanya yg justru jauh dr kesan mewah, bahasa halusnya "mall merakyat". Disana kami menunggu momen2 promo sebuah restoran waralaba yg hanya buka pada jam2 tertentu (tepatnya pukul 2 siang). Sembari menunggu kami iseng menjelajahi Hypermart yg ada di lantai bawah. Seperti biasa, kami bermain2 dulu hingga puas disana, kami seperti anak kecil dlm tempat bermain yg penuh permainan menarik. Padahal kami hanya membeli 2 cemilan saja di hypermart itu. Dan berhubung stand ice cream Mc Donalds terpampang indah menggoda di tengah2 mall tersebut, tentu saja pangeranku tidak melewatkan ice cream favoritnya. Ia memesan Mc Flurry untuk teman mengobrol kami nanti. Kami pun ke sebuah tempat favorit kami, dimana kami bisa duduk lesehan dengan bebas sambil ngemil dan online dgn WiFi gratis mall tsbt. Tempat itu terletak di lantai paling atas, depan bioskop XXI.

Bersamanya, dimanapun tempatnya, merupakan surga bagiku. Ada saja obrolan yg menarik untuk kami. Seakan kami tidak pernah kehabisan topik untuk dibicarakan. Sebenarnya bukan baru kali ini aku tahu frekuensi otak kami sama krn sifat kami yg hampir sama, sehingga tidak heran jika selera dan ketertarikan kami sering sama tanpa disengaja. Kami memang kompak, bahkan sering bisa membaca pikiran masing2. Aku sendiri sering heran, bahkan kartun tontonan kami sama, kesukaan kami banyak yg sama. Kami memang benar2 berasal dr dunia yg sama, jenis manusia yg sama, bahkan kami sprti potongan puzzle yg tepat menyatu. Bisa dibilang dirinya adalah cerminan diriku versi cowok, entahlah, apa ini berarti kami soulmate? Aku harap sih begitu, aku sudah begitu mencintainya dn berharap banyak pd dirinya.

Jarum jam akhirnya menunjuk pada angka dua, waktu yg kami tunggu sejak tadi. Tapi sebelum ke restoran itu, kami sempat melihat2 sebentar ke arena permainan elektronik di dekat sana. Kami tidak bermain, hanya memperhatikan orang2 yg asyik dengan permainannya masing2. Lalu sadar akan waktu, kami segera ke restoran target kami.

Sayangnya ternyata ini hari Sabtu, dan paket promo itu tidak berlaku untuk hari Sabtu dan Minggu (Strategi yg cerdasss!). Tapi tak apa, kami tetap makan disana, lagi2 sambil berbagi cerita. Semakin kami mengorek cerita masa lalu masing2, semakin kami merasakan kesamaan kami bertambah banyak. Setelah puas bercerita begitu banyak dan menghabiskan hidangan kami, kami pun memutuskan untuk pergi dari restoran itu.

Seperginya kami dari restoran itu, kami malah duduk2 di bangku foodcourt yg terlihat menggoda untuk sejenak nongkrong. Kami menghabiskan cemilanku disana. Ia membuka internetnya dan membuka lagi internet, sayang disinipun koneksinya tidak terlalu lancar. Tapi kami cukup terhibur dr lagu2 di radio HPku yg kami dengar bersama via headset. Obrolan kembali mengalir dengan seru. Dan tak lupa kami mengambil beberapa jepretan foto kami di HPku.

Dan lucunya, pangeranku tertarik pada arena permainan tadi, ia berniat bermain. Ya, benar2 membeli koin dan bermain. Jadilah kami kembali seperti anak bocah, bermain2 dengan riang dan mesra. Seru sekali momen2 itu kurasakan, kami jarang tertawa lepas bersama seperti ini. Keriangan ini akan terus kukenang seumur hidupku.

Hadiah yg kami dapatkan dari menukar tiket permainan memang tidak besar, tp aku tdk mempermasalahnya. Karena keriangan itulah yg aku cari. Tak terasa sudah banyak waktu kuhabiskan hari ini, aku harus pulang. Dan saat pulang itu, pangeranku mendapatkan momen yg tepat untuk "colongannya" sendiri terhadapku. Sebuah "colongan" yg melelehkanku, silahkan maknanya anda tebak sendiri. Colongan itu cukup membuat jiwa ini terbang entah kemana, dan cukup menambah kenangan manisku tentangnya.

Ketika perjalanan pulang pun bahkan kami sempat colongan ke Galaxy dengan kedok mencari kebab favoritku. Tapi karena kami tak kunjung menemukan merk kebab yg kuinginkan, kami malah jadi jalan2 sambil bercanda2 riang.

Dia emang suka sesuatu yg "colongan", hehehehe! Dan itulah sisi surprisenya yg selalu membuatku terkejut.

Jumat, 21 Januari 2011

Aku Bersyukur Memilikinya

Ini cerita moment kedua yg saia janjikan sebelumnya. Di tempat dan saat yg berbeda, tepatnya 20 Januari 2011, dengan rencana ke Mega Bekasi Hypermall untuk sekedar mencari kado bersama untuk sahabatku.

Sebelum berangkat aku bermaksud mengagetkannya dengan sedikit perubahan pada tampilanku. Kali ini aku mengenakan rok panjang, baju berkerah sabrina, serta kitten heels feminin, begitu anggun terlihat dengan rambut panjangku yg kugerai. Konsep yg sedang kuangkat dlm tampilanku kali ini adalah cokelat-hitam, favoritnya. Aku jarang berpenampilan feminin begini, sudah pernah kuceritakan bukan?

Dan entah kenapa saat2 ini sangat kunanti, selain ini adalah waktu colonganku di antara kesibukan jadwal UASku, ini merupakan pelampiasan kangenku kepadanya. Entah kenapa aku begitu merindukan saat itu, hingga kuabaikan jadwal belajarku hari itu (jgn dicontoh ya!). Akhirnya ia tiba juga di rumahku menjemputku, saat2 yg kunantikan sejak semalam sebelumnya. Aku pun segera pamit dan melaju ke tempat yg kami tuju.

Awalnya kami berkeliling melihat2 semua barang2 fashion yg dipajang. Aku bingung akan memberi kado apa untuk sahabatku, nyatanya aku malah keasyikan dengan barang2 incaranku sendiri. Dan saat bingung memilih ternyata waktu bisa terasa lama. Biasanya saat bersama cowokku waktu terasa begitu cepat berlalu. Tak mau ambil pusing, akhirnya aku putuskan membelikan sebuah blazer sebagai kado. Setelahnya barulah tiba waktunya berdua bersama pangeranku, waktu kami. Kami pun mencari tempat makan sekaligus untuk mengistirahatkan kaki lelah kami.

Kujumpai restoran2 dgn promo2 murahnya di lantai bawah. Dan kami tertarik pada salah satunya. Walau rasa makanannya tidak begitu memuaskan, setidaknya tempat itu cukup cozy untuk kami berbagi cerita. Dan anehnya disinipun aku merasa obrolan kami begitu berkesan dan berbobot.

Pangeranku begitu kecewa mendapati stand ice cream Mc Donalds favoritnya belum buka, sembari menunggu kucetuskan ide iseng untuk bermain di Giant Hypermart. Kusebut bermain karena hypermart atau semacamnya memang benar2 seperti tempat bermain bagi kami. Banyak barang2 seru yg bisa kami mainkan untuk lucu2an.


Seperti biasa, cukup lama kami gokil2an di sana, ternyata benar dugaan kami, banyak barang2 seru, aneh bin ajaib, dan pasti menarik untuk kami mainkan disana. Pangeranku bahkan sempat berfoto dengan gaya ala penjual sate, lengkap dengan pembakar sate dan kipas sulam tradisionalnya. Dengan hanya membeli makanan cemilan, kami menjajah tempat itu begitu lama. Setelah bosan baru kami keluar dan membayar barang.

Kami selanjutnya mencari toilet dan yg saat itu terbersit adalah toilet di bioskop XXI paling atas. Tempat yg pasti bersih, nyaman, dan asyik untuk disinggahi sekedar beristirahat. Namun teringat belanjaan makanan yg kami bawa, maka kami perlu strategi untuk masuk ke bioskop. Karena larangan untuk membawa makanan itulah, kami akhirnya bergantian ke toilet. Salah satu harus duduk menunggu di karpet luar bioskop. Karena kulihat pangeranku lebih membutuhkan, kupersilahkan ia duluan sedangkan aku menunggu di luar, duduk sendiri dengan rok ribetku ini.
Tibalah giliranku. Aku selalu senang berada dalam toilet yg bersih dan nyaman seperti itu. Biasanya kutuntaskan keperluanku sekaligus, seperti buang air, cuci tangan, berdandan (atau setidaknya membereskan muka kucelku), sisiran, memakai parfum, bahkan kadang foto2 narsis (hehehehe!). Tapi kali ini kuselesaikan secepat mungkin berhubung ada yg menungguku. Seselesainya, aku pun berjalan (sok) anggun langsung keluar dari pintu bioskop yg dijaga 2 penjaga berseragam. Begitu aku menghampiri pangeranku yg sibuk dgn titipan tas2 kresekku, ia terlihat mencurigakan. Ia menyuruhku untuk berjalan duluan di depannya, seperti menahan kesal akan sesuatu. Setelah tiba di eskalator turun baru ia mau bercerita padaku. Ternyata ia kesal pada penjaga bioskop yg melihatku dengan mupeng (Read : nafsu), ia tak habis2nya mendumal kesal. Aku pun tak mengerti di bagian mana dari diriku yg bisa menarik syahwat pria, aku memakai baju yg lehernya tdk terlalu vulgar, bahkan cenderung tertutup, berlengan balon pendek tapi tak bisa dibilang seksi, bahkan rokku panjang semata kaki(dan seringkali kedodoran), dengan dalaman legging panjang abu2 tebal, dan proporsi badanku bisa dibilang lebih mirip karung beras. Ternyata anggapan bahwa tindakan kriminal pelecehan thdp wanita disebabkan faktor penampilan wanita tsbt yg mengundang terbukti salah, memang faktor prianya aja nggak bisa menjaga iman dan nafsu mereka.
Tapi aku senang dengan respon pangeranku menyikapi hal itu, ia begitu waspada. Ia bersikap begitu melindungiku, bahkan begitu marah jika ada yg melecehkanku. Ia benar2 gentle dimataku saat itu, aku tidak pernah dibela cowokku sebegininya, seolah ia tercipta untuk melindungiku. Ehem, sebenarnya pernah...tapi tidak sebahagia ini rasanya. Ia begitu menganggapku berharga dan tidak patut dilecehkan, seakan aku sosok yg indah dengan diriku yg apa adanya ini. Ia selalu menghargai tubuh gembulku, bahkan semakin senang jika aku bertambah gemuk karena katanya berarti aku sehat. Ia selalu bahagia selama aku sehat, ia tidak pernah memprotes sedikitpun soal fisikku, bahkan seringkali ia yg memberikanku kepercayaan diri jika percaya diriku menurun karena fisikku. Pangeranku memang tidak suka tipe wanita dibuat2, dengan wajah penuh make up dan badan kurus lunglai karena diet ketat, ia menyukai kealamian (dan kesuburan). Dan ia menyukaiku apa adanya. Aku sendiri bingung apa yg menarik dr diriku karena menurutku diriku ini jelek, jauh dibawah standar umum.

Kembali ke perbincangan awal. Setelah insiden di bioskop, kami mencari tempat untuk sekedar ngemil dan melepas lelah bareng. Pangeranku akhirnya dapat membeli ice cream Mc Donalds favoritnya. Awalnya kami duduk lesehan di sebuah sisi koridor yg sepi agar tdk terlihat mengganggu, membuka laptop dan persediaan cemilan kami. Tapi kesalnya, kami diusir security tanpa alasan yg jelas. Lalu kami berpindah di pojokan foodcourt. Dan disanalah kami puas bermain2 dengan laptopnya sembari nyemil. Kami tak henti berbagi cerita, informasi, atau apapun unek2 yg ingin kami sampaikan. Hampir tak ada rahasia diantara kami, semua tentang mantan, tentang masa lalu, semua hal yg riskan dapat kami bicarakan dgn tenang. Kami memang pasangan yg menjunjung tinggi transparansi dan keterbukaan, hingga kami tidak pernah menemui konflik dalam hubungan kami. Kami sudah cukup dewasa untuk menyikapi masalah dengan bijak, berhubung pribadi kami masing2 memang toleran dan tenang. Untungnya tingkat egoisme kami masing2 rendah karena kamilah pihak yg seringnya tertidas dan tersakiti saking baiknya. Kami memang berasal dr dunia yg sama, sama2 sempat terlupakan, sama2 sering terlalu baik hingga dimanfaatkan orang, sama2 selalu disakiti dlm hubungan percintaan, dan sama2 bertekad tdk akan menyakiti org lain karena kami tau rasanya disakiti. Dan satu lagi, kami sama2 susah berpaling sekalinya jatuh hati ke seseorang, jadi beginilah kami, pemuja pasangan masing2. Aku selalu memujanya selayaknya idola dan ia selalu memujaku seakan aku sempurna. Bersyukur, sebenarnya itulah pangkal kelanggengan dan kunci kesuksesan dlm hubungan. Aku sudah sangat bersyukur mendapatkannya dan tidak membutuhkan yg lain lg, ia adalah hal terbaik yg bisa kudapatkan. Dan rasa syukur itulah yg seringkali terlupakan oleh orang2 skrg sehingga selalu merasa kurang, lalu dengan tamaknya mencari2 lagi yg lebih baik. Padahal diatas awan masih ada awan, tidak akan ada habisnya jika kita terus mencari yg terbaik, krn kesempurnaan biarlah hanya milik Sang Pencipta.

Flashback Masa Lalu

Pernahkah aku bercerita tentang dua moment akhir2 ini ketika aku bersamanya?
Sepertinya belum, mari kita mulai.

BCP, 17 Januari 2011

Kami janjian untuk melakukan 1 ritual pacaran aneh, ngenet bersama. Bukan hanya dengan 1 monitor dr seperangkat laptop/komputer sewaan, mojok berdua di warnet, cekikikan mesra sambil nunjuk2 kursor gak jelas, atau bahkan melakukan adegan mesum, tidak2, tentu bukan! Kami membawa 2 laptop, laptop kami sendiri2, lalu mencari tempat hotspot gratisan yang paling cozy. Dan tempat yg beruntung untuk kami singgahi itu adalah Bekasi Cyber Park.
Kami sudah menjajah mall ini puluhan kali, dan kami hapal tempat yg nyaman untuk kami duduki seharian ini, area luar foodcourt. Tempat yg sudah menjadi saksi banyak kenangan kami baik sebelum ataupun sesudah jadian, berlatarkan pemandangan indah jalanan besar bekasi barat, kemacetan, dan polisi2 dengan rompi ijo ngejrengnya, tempat yg saat matahari tenggelam mendadak menebarkan aura romantis dari susunan lampu2 kecil mirip kilauan hujan yg menggantung diatapnya. Sebelum itu, kami mengunjungi Mc Donalds terlebih dahulu untuk membeli ice cream favorit pangeranku (Ice cream boy, yeah! As sweet as him...). Lalu ice cream itulah yg menjadi pengganjal perut kami sembari mengotak atik laptop kami masing2. Well, beginilah yg terjadi jika 2 org di bidang IT (yg nggak modal) saling jatuh cinta dan pacaran, tetap nggak bisa jauh dr laptop (dan wi-fi gratis).
Seharian internetan berdua, dengan laptop kami masing2. Kalian pasti bertanya dimana letak keromantisannya kan? Kalau itu pertanyaannya, saia juga bingung menjawabnya. Tapi scr abstrak dan sulit dijelaskan, ini tetap terasa romantis bagiku, setiap detik bersamanya, di tempat manapun, sedang beraktivitas apapun, selalu ada chermistry romantisme yg terasa, seperti hari itu. Sore itu panggung di depan kami menampilkan pagelaran live music dari band yg kelihatannya amatiran. Tapi yah...ini lebih mendingan daripada penyanyi2 karaoke amatir di BS yg menggelegarkan suara sumbangnya ke seantero ruangan foodcourt, berharap keajaiban terjadi dan ada pencari bakat khilaf yg berkenan mengajak mereka ke dapur rekaman. Back to topic, band tersebut menampilkan vokalis wanita yg bahkan tidak sempat kulihat wajahnya saking keasyikannya memperhatikan monitor laptopku. Dan suatu ketika, suara wanita penyanyi amatiran itu akhirnya berhasil juga menarik perhatianku setelah sekian lama kuabaikan, saat ia menyebutkan judul lagu yg akan ia nyanyikan, Hujan dari Utopia. OMG, itu lagu kesukaanku yg mengandung kenanganku dengan pangeranku sblm jadian, yah setidaknya menurutku sendiri. Pernahkah kalian kuceritakan kenanganku yg paling romantis bersama pangeranku sebelum jadian? Belum? Kalau begitu kalian harus kubagi karena cerita ini sangat sayang untuk kulewatkan...

Ini tentang hujan, jas hujan kuning, dan perjalanan kami berdua...
Well, sebenarnya nggak benar2 berdua aja.



Aku beserta pasukan teman2 sekelasku menjenguk ibu dari salah satu teman sekelasku yg sakit parah sbg bentuk solidaritas. Kuajak ia (yg saat itu msh berstatus sbg seniorku) bersamaku, sekaligus sebagai penunjuk jalan. Ia yg saat itu sedang gencar2nya melakukan pendekatan padaku sadar untuk tdk menyia2kan momen itu, ia memboncengku sepanjang hari, dan kutahu itu merupakan kebahagiaan tersendiri untuknya. Kami pun bersama2 mendatangi sebuah rumah sakit besar di kawasan Jakarta. Sepulangnya dari sana, cuaca mendadak garang, hujan turun begitu deras. Kami, rombongan mahasiswa bermotor dengan intelejensia tinggi kami, hanya bisa mengemukakan 1 inisiatif cerdas, segera berteduh. Karena jakarta begitu macet dan tidak ada ruko atau atap apapun di sekitar kami, kami memutuskan menghentikan saja laju perjalanan kami di sepotong trotoar disebelah pagar yg ditudungi ranting2 pohon. Dan kami mulai menudungi diri kami dengan jas hujan masing2. Teman2ku bergerombol dalam 2 jas hujan, mereka asyik bercengkrama. Dan aku disini, terasing berdua dengan pangeranku dibawah satu jas hujan kuning ngejreng, hanya berdua di paling pojok. Sudah bisa membayangkan chermistrynya? Kira2 keadaannya tidak jauh berbeda dengan adegan film2 jaman baheula dimana sang pemeran wanita dan pemeran pria terjebak hujan berdua dibawah tudungan daun pisang, tapi ini versi real dan modernnya, tanpa skenario buatan manusia. Disini, skenario Tuhanlah yg berbicara.



Ternyata jas hujan itu tidak cukup banyak menolong, kami tetap saja kebasahan. Perlahan2 air hujan semakin gencar menyerang dari setiap sisi dan celah dari kontur jas hujan tersebut. Dan kulihat ia, pangeranku, dengan gigih berusaha keras melindungiku dari tetes hujan yg bahkan tidak akan menyakitiku, ia bahkan meminjamkan jaketnya padaku. Ia tidak peduli pada dirinya sendiri yg kebasahan, masih terus saja sibuk menutupi setiap celah yg berpotensi mengancam keselamatan jiwaku, ups, maksudnya berpotensi membuatku basah. Kulihat usahanya dan aku terharu. Sejenak aku merenung, tidak pernah ada seorang cowok di luar keluargaku yg berusaha sekeras itu untuk melindungiku, seolah aku sesuatu yg begitu berharga. Dan disitu aku tahu, ia bisa menghargaiku dengan pantas. Dan kedekatan ini...chermistry yg kudapatkan saat berdua dengannya ini, dlm jarak yg sangat dekat ini...membuatku semakin yakin...bahwa aku bisa membuka hati untuknya, bahwa ia pantas mendampingiku. Dan dititik itu aku merasa sangat dicintai dan dihargai.
Bukan, bukan karena kalimat manisnya saat itu. "Sikhod bisa nggak hitung tetesan hujan itu? Sebanyak itu perasaan sayang senpai ke Sikhod!" Walau yeah, kutau itu bualan manis saja. Toh tetesan hujan itu masih akan berakhir pada batasnya, tapi nyatanya rasa cintanya padaku tidak pernah berakhir hingga kini.

Dan ia meminta aku mengeluarkan rotiku. Yah, sebelumnya aku sempat membelikannya sebuah roti sobek karena khawatir dgn perutnya yg blm terisi. Itulah bentuk perhatian pertamaku, sebuah roti sobek cokelat keju yg mengilhami penamaan blog ini, center dan titik balik dr semua cerita cinta kami. Ia memakannya lagi disana, dan tak lupa menawarkannya untuk teman2ku yg lain (walau mungkin dengan berat hati).

Disanalah aku yakin ia bisa mencintai dan menghargaiku dengan sepantasnya, dan ia pantas untuk menjadi pendampingku. Aku kagum dengan sikap gentlenya pada wanita, tapi tidak semua wanita seberuntung diriku.



Dan disinilah aku sekarang, bersamanya, bercanda tengil walau dengan laptop masing2. Ini tetap merupakan sebuah romantisme tersendiri bagiku, karena saat yg paling membahagiakan bagiku adalah saat aku bersama pangeranku itu, tak perduli dimanapun dan kesulitan apapun yg kami hadapi. Jadi jika kau ingin menghadiahkanku sebuah momen terindah, atau mengindahkan sebuah momenku untukku, caranya sangat mudah, hadirkanlah ia disisiku. Itulah saat2 yg membuat momen dihidupku menjadi semakin indah, karena dirinya adalah keindahan.

Baik, cerita tentang momen yg kedua sebaiknya dituliskan di lain tulisan saja. Karena saia khawatir mata anda2 semua terkena juling mendadak krn begitu banyak tulisan di halaman ini. Sekian kesaksian nyata kisah cinta kami berdua, salam unyuuu!
Eh salah...wassalam!

Sabtu, 15 Januari 2011

Bersenang Senang Bersama Lagi Setelah Sekian Lama

Setelah sekian lama pangeranku sakit dan gak bisa kemana2, apalagi jalan bareng seru2an.
Akhirnya tiba juga, saat ini, pada hari yg dijanjikan.
Saat kami akhirnya bisa keluar berdua untuk bersenang2, dan makan takoyaki kembali (hehehehehe!)
Maka sesuai rencana, kami datangi Bekasi Square, walau kendala di luar rencana menghadang...hujan!
Terpaksa kami menghabiskan waktu untuk berteduh dulu. Namun hebatnya nggak ada yg membosankan selama bersamanya, selalu ada obrolan seru untuk dibicarakan. Atau setidaknya dia selalu berhasil menghiburku dengan jokes2nya yg khas. Kami memang dua orang tengil, nggak pernah bisa diam dan menunggu dgn kalem, itu bukan gaya kami.
Tak terasa hujan reda, maka kami melanjutkan perjalanan ke Bekasi Square. Kami melakukan rutinitas biasa, ke toilet, beli takoyaki, duduk di foodcourt, tapi entah kenapa hari ini terasa berbeda. Hari ini aku gembira sekali, bahkan tak hentinya tersenyum dan tertawa, seperti org yg sedang riang hatinya. Mungkin karena aku begitu kangen padanya, pada keseruan kami kalau berkumpul, pada keseruan topik2 ngocol yg kami obrolkan. Tadi itu menurutku entah kenapa setiap obrolan jadi begitu berkesan. Dan walau aku akui aku sangat pegal waktu membuka mata di pagi hari, tapi seharian ini aku sama sekali tidak merasa lelah, bahkan sangat menikmati. Mungkin aku terlalu bersemangat hari ini. Pemandangan di sekitarkupun terlihat begitu cerah, padahal aku minus dan sedang tidak memakai softlens. Aku benar2 menikmati hari ini, hari yg menyenangkan. Aku bahkan tidak bisa menceritakan suatu apapun yg spesial, semua yg kami lakukan hanyalah rutinitas seperti biasa. Tapi hari ini aku bahagia.
Sepulangnya kami pergi ke pet shop yg spesialisasinya di peralatan hamster, pet shop langgananku. Aku memang berencana membeli rumah dan peralatan hamster hari ini. Aku selalu senang pergi kesana, disana banyak barang2 hamster yg menarik. Dan seperti rencana pula aku membeli rumah hamster yg paling sreg dihatiku (dan dikantong tentunya, hihihihi!), tidak lupa membeli puding dan makanannya. Setelah kami berhasil memeras si penjual dan mendapatkan harga win win solution (di sebelah pihak, hehehe!), kami pun pulang. Sayangnya di perjalanan pulang terjadi tragedi yg membuatku shock dan cukup membuat moodku down.

Angin begitu kencang ketika itu, langit sudah beranjak gelap. Udara terasa lembab tercium di hidungku. Dan saat motor kami melaju di jalan raya kalimalang, swing...atap rumah2an kecil di kandang hamsterku terlepas dan terbawa angin, jatuh ke jalan dan...hancur lebur terlindas kendaraan2 yg lalu lalang. Sehancur kerianganku karena membeli kandang hamster baru. Kami yg terlanjur berhenti di tepi jalan hanya melihat pasrah, mengenaskan. Pangeranku lalu berinisiatif menguatkanku, ia tahu aku sensitif dan gampang terbawa pikiran. Emosiku gampang terbawa, untungnya kali ini aku tidak terlalu terpengaruh, hanya kaget. Tapi memang sepanjang perjalanan aku tak berhenti menyayangkan hal itu.

Setelah sampai di depan rumahku, Cheese kembali menenangkanku lagi. Ia terlihat khawatir padaku dan menyemangatiku. Padahal bukan tragedi itu yg mengganjal di pikiranku, tapi hujan yg masih mengguyur ini. Aku khawatir dgn perjalanan pulangnya ke rumahnya yg jauh dr rumahku. Apakah ia kehujanan malam ini? Apakah ia baik2 saja? Semoga saja ia nggak kembali sakit.

Rabu, 12 Januari 2011

Hari Pertama Setelah Kesembuhannya

Sudah beberapa hari ini pangeranku sakit, dan hari inilah akhirnya kami bertemu melepas kerinduan setelah ia pulih dr sakitnya.
 Aku perintahkan agar ia menunggu di restoran franchise sebelah kampusku, kupilih tempat yang nyaman dan sejuk untuknya menungguku selesai sementara nanti aku yang mendatanginya. Itu bertujuan agar menghemat staminanya, berhubung kesehatannya baru saja pulih. Aku begitu bersemangat dari awal hari, teringat janji bertemu dengannya. Biarlah kurelakan otak ini penat dengan pelajaran UAS, toh setelah itu ada sesuatu yg memotivasiku, pangeranku.
Maka seselesainya aku UAS, aku cepat2 mendatanginya yg sudah cukup lama menunggu. Wajah manisnya terlihat begitu cerah hari ini, entah efek lama tidak bertemu atau memang ia tambah keren. Kami lalu memutuskan untuk pindah ke lantai 2, tempat lesehan yg pasti lbh nyaman untuk makan. Disana kami bertemu teman kami di meja berbeda. Maka setelah bertegur sapa, kami dan teman kami pun sibuk dengan kesibukan masing2.

Aku sungguh senang. Di meja itu kami membicarakan hal2 yg terlampau jauh namun terdengar menyenangkan, pernikahan. Aku selalu senang jika membicarakan hal itu bersama pangeranku, seperti terbang melambung rasanya. Maka setelah itu kemungkinannya hanya dua, jatuh terpelanting atau justru terbang makin tinggi menggapai impian itu. Ia juga bercerita tentang posisinya di keluarganya, juga tentang kebiasaan keluarganya. Aku pernah baca dlm suatu novel, katanya bila seorang cowok mulai berani menceritakan kehidupannya dan keluarganya, berarti cowok itu berniat serius. Pokoknya aku senang dengan obrolan hari ini, terasa padat.
Begitu selesai, teman kami tadi mengajak kami ikut ke rumah seorang kenalan kami yg kebetulan dekat dengan rumahku. Tentu saja kami setujui tawaran itu, lumayan untuk mengisi acara kami.


Kenalan yg ingin kukunjungi ini seorang senior di kampusku, ia sudah menikah dan baru melahirkan bayi perempuan mungil yg lucu. Melihat kebahagiaan keluarga kecilnya yg menyenangkan itu kadang membuatku iri, membuatku ingin segera menyusulnya, membuatku membayangkan kebahagiaan masa depanku bersama pendampingku nantinya (Akankah dia? Semoga saja).

Kenyataan ini cukup menyadarkan pikiranku yg selama ini terdokrin bahwa menikah masih bayangan semu untukku yg terasa masih akan lama lagi waktunya. Siklus hidup yg kutahu selama ini adalah sekolah-kuliah-kerja-baru menikah, sepengetahuanku masih panjang perjalananku. Namun pernikahan seniorku yg umurnya tidak jauh berbeda denganku ini menyadarkanku bahwa ternyata menikah bisa secepat itu, bahkan bisa kapanpun kita mau, asal ada persiapan. Kini menikah dan punya anak menjadi bayangan yg nyata di kepalaku, tidak seburam sebelumnya. Bukan berarti aku berorientasi pada pernikahan, aku masih harus bertanggung jawab kpd keluargaku dengan kuliah yg baik dan cari kerja yg bagus. Tapi tak ayal bayangan pernikahan indah dan keluarga bahagia sering menggodaku.

Setelah asyik bertamu di rumah keluarga muda itu, bermain bersama bayinya yg "kebo" kalau tidur. Aku mencetuskan ide yg mungkin mengejutkan, makan sushi. Melihat tayangan di TV aku jd ingin ikut makan sushi, maka kubujuk pangeranku untuk menuruti kemauanku. Aku bahkan sampai lupa bahwa ia baru pulih dari sakitnya.

Dan kuajaklah ia ke restoran sushi favoritku. Cowokku mungkin tidak terbiasa dengan menu2 yg tidak awam itu, untungnya tidak kesemuanya seafood karena ia tidak menyukai seafood. Ia memutuskan memesan chicken onigiri (semoga saja ia nggak sakit lagi krn makanan ini), sementara aku memesan sushi favoritku. Disana kami berbincang banyak hal, entah kenapa perbincangan hari ini bagiku terasa berbobot. Dan aku puas bisa mengundur waktu untuk berlama2 dengan pangeranku yg kurindukan ini.

Kamis, 06 Januari 2011

Hari Kemarin dan Hari Ini

Kemarin

Kami memutuskan untuk keliling Mega Bekasi Hypermart. Kami tau ini kputusan nekat, krn kami blm mnemukan tmpt yg asyik untk nongkrong dn istirahat di mall ini. Namun brbekal uang pas-pasan dn tekad yg kuat (duilee), kami beranikan diri untk mncoba.
Kbetulan ada rasa pnasaran yg mnggelitikku dr suatu tmpt di mall ini, tepatnya stand takoyaki yg pernah kusinggahi brsama sahabatku. Aku ingin mencobanya lg bersama cowokku, toh harganya terbilang cukup murah. Selain itu aku sekalian ingin melihat2 pakaian, tepatnya sih mencari dress panjang atau rok yg bagus, karena akhir2 ini aku sedang ingin berpenampilan feminin.
Entah kenapa jalan2 kali ini tidak seasyik biasanya. Mungkin karena didominansi rasa bingung dan lelah, disebabkan oleh ketidak biasaan dan tidak adanya tempat istirahat yang memadai disini.
Awalnya kami memutuskan untuk ke bioskop di paling atas, kami bermaksud mencari jalan ke atap mall tsbt, karena itulah hobi kami, mencari tempat asyik yg tidak bnyk org tau. Sayang, selain akses kesana yg ternyata sulit, masih diadakan pembangunan di sekitar atap itu. Kami sempat kesana hingga akhirnya seorang security memperingatkan kami untk turun. Akhirnya perjuangan kami yg sangat menguras energi itu sia2. Atapnya bukan tempat yg bagus untk direkomendasikan.
Lalu kami turun, dan aku menunaikan niatku untuk mencoba takoyaki yg memang tidak jauh dr sana. Tidak lupa kuajak cowokku ikut makan. Kebetulan ia tidak suka seafood, dan karena isi takoyakinya campur, jadi ini sekaligus tantangan baginya, akankah dapat isi seafood atau ayam/beef. Lucu sekali mengadakan tantangan seperti ini.
Aku ingat ada yg mau kubeli di Giant hypermart-nya. Akupun mengajak cowokku kesana. Hypermart dan semacamnya mungkin tempat biasa bagi orang2 awam, tapi tidak bagi kami. Bagi kami, pasangan tengil ini, hypermart adalah tempat main yg mengasyikkan, dimana ada area luas penuh dgn benda2 menarik dan kadang unik, lumayan untuk mencuci mata. Walaupun kami hanya mmbeli 2 item, tp kami mnghabiskan waktu cukup lama disana, bermain2 dengan semua barang2 yg dipajang atau sekedar melihat2. Kami adalah pasangan dengan rasa penasaran yg terlampau tinggi, jadilah kami begitu antusias melihat2 barang2 yg begitu banyak dipajang. Merasa terlalu lama, kami akhirnya keluar hanya dengan membeli 2 item kecil.


Cowokku berniat membeli ice cream Mc Donald favoritnya. Menurut kami memang mutu Ice cream paling baik diantara restoran waralaba smacamnya. Tapi sayang, sdh jauh2 turun lantai, ketika sampai ke stand yg dituju, es krimnya trnyata belum siap krn cair. Aku mulai mrasakan firasat buruk, sprtinya hari ini tidak akan menyenangkan.

Berniat mengusir bosan, aku mengajaknya untuk melihat2 pakaian di sekitar sana. Mega Bekasi memang tempat yg tepat untuk shopping karena begitu banyak stand penjual pakaian dengan harga bisa dinego. Cukup lama waktu kami habiskan untuk kegiatan satu ini. Asyik, namun melelahkan, toh tidak ada hasil juga krn keterbatasan uangku.


Kami bingung saat mencari makanan, budget yg tipis menuntut kami untuk kreatif mencari solusi makanan yg murah dan enak, sedangkan kakiku yg terlampau lelah menuntut untuk segera mencari kursi. Namun sekali lagi, karena ketidak tahuan lokasi, kami memutuskan makan di foodcourt yg kami lewati. Sayangnya disana kami kecewa, karena harga makanannya terbilang mahal tapi kualitasnya mengecewakan.


Nasib sial masih membuntuti kami ketika kami pulang, bahkan ini yg paling parah. Saat kembali ke parkiran motor, kulihat motor cowokku berubah posisi menjadi agak miring. Itu menguatkan firasat burukku. Cowokku masih santai2 sj hingga akhirnya diketahui tiket parkir dlm box motor (yg sblmnya biasanya aman2 sj disana, nggak mungkin jatuh apalagi trtiup angin) hilang scr misterius, klo mau didramatisir bs disebut hilang scr ghoib. Kami bingung, uangku sdh hampir habis dan aku takut tdk sanggup mmbayar denda. Untunglah pangeranku menenangkanku, ia yakin kita pasti bisa menghadapi ini dn keluar (duilee). Tapi aku tetap tdk terima akan fenomena itu, sisi mistisku membisikkan bahwa ada yg ganjil disini, kemungkinan ada "something" yg menjahili kami. Tapi sisi logisku menolak analisa itu, ia justru mlh khawatir ada yg sukses membobol motor ini dan sempat memakainya (berhubung posisinya berubah), tapi kenapa juga motor ini masih ada disini?!?

Kami akhirnya sukses melewati pintu keluar tiket dgn sdikit pengurusan yg merepotkan. Aku tetap tidak trima krn merasa dizhalimi, ini tanggung jawab penjaga parkir harusnya. Masa brg yg ada dlm motor bs hilang?!? Tapi akhirnya kami membayar denda juga, trnyata tdk sebesar perkiraanku, tapi tetap uangku ludes.

Sepanjang perjalanan aku cemberut...tidak ikhlas dgn fenomena ini. Cowokku entah kenapa setuju dgn pendapat mistisku, bahwa kami dijahili "sesuatu". Dia terus saja menyuruhku mengecek tasku dgn teliti, mungkin saja tiba2 berpindah scr ajaib (Padahal jelas2 aku tdk memegang tiket itu, apalagi memasukkannya ke tasku).

Hari ini

Sekarang, hari ini, aku kuliah sejak pagi. Aku gembira sejak pagi karena telah janjian bertemu dgn pangeranku di kampus (tepatnya aku yg memaksakan). Aku tidak sabar menanti datangnya pangeranku yg sbnrnya kupaksakan dtg krn urusanku dgn tman skelasku yg membutuhkan dia. Mungkin aku terdengar egois, akupun takut bgitu, tp aku tdk menyangka efeknya akan seburuk ini.

Istirahat dipercepat krn jadwal kuliah mnjadi berantakan, ada mata kuliah yg dimajukan. Jadi aku mengikuti temanku yg punya urusan dgnku untuk makan bersama agar lbh mudah brkomunikasi. Aku sempat memburu2kan cowokku untk dtg krn jadwal kuliah yg tdk tertebak ini. Ketika makan kuberitahukan letak keberadaanku pd pangeranku. Ternyata ia tdk tau patokan yg kusebutkan, gawatnya ia sudah memesan minuman di tmpat makan lain yg berlawanan arah cukup jauh dr tmpat kami. Tadinya aku menyuruhnya untuk menghampiriku (brdasarkan permintaan temanku) walau sbnrnya aku mrasa tdk enak. Ia pasti lelah berjalan kaki sejauh itu. Tapi akhirnya kami sepakat untk bertemu d dpan kelas selanjutnya.
Kemudian kami ke kls selanjutnya. Trnyata blm ada dosen dsana, stlh menunggu sbntar, aku khawatir dgn keberadaan cowokku. Untungnya ketika keluar kelas aku lngsng melihatnya, ia sudah duduk di kursi dkt dgn kelasku.

Ketika kuhampiri sontak aku kaget, keadaannya bgitu mengkhawatirkan. Ia sakit, ia terlihat benar2 sakit, tpi ia memaksakan datang dr rumahnya yg jauh ke kampusku ini hanya untk menuruti permintaanku. Aku merasa sangat bersalah dan sangat menyesal. Apalagi cowokku itu orangnya sok kuat, selalu memaksakan diri, ia tidak mengetahui limit ketahanan tubuhnya sndiri, dan bahkan tdk peduli. Maka hari ini aku disibukkan dgn kegiatan merawatnya. Aku membelikan semua yg ia perlukan dan ia minta, roti, obat, pulsa, tanpa peduli lelah yg telah menjalariku. Ini bukan apa2, perjuangannya pasti lbh berat. Dengan demam, batuk, dan badan yg lemas sprti itu, berjalan kaki dr tmpat makan yg kutahu agak jauh dr gerbang kampus, bahkan bela2in naik motor jauh2 dr rumahnya siang2 terik, pasti sangat berat baginya. Aku jdi berempati, aku paham betul ketidak nyamanannya, aku bs membayangkannya. Aku benar2 merasa bersalah, dan semoga pengorbananku membelikan semua keperluannya sendirian td dpt membayar rasa bersalahku. Aku benar2 berharap dia cpt sembuh. Bahkan aku yg biasanya solatnya ekspress, siang tadi memutuskan berlama2 di mushala untuk mendoakannya agar cepat smbuh. Bagaimanapun ini kesalahanku, harusnya aku tak perlu memaksakannya dtng seperti itu, urusanku ini tdk sepenting kesehatannya, bahkan bs ditunda. Bahkan ia tdk mau memberitahuku sblmnya kalau hari itu ia sakit, kalau sj aku tau, aku pasti melarangnya datang, dan itu pula alasannya.



Cheese, pangeranku yg baik hati dan tdk sombong, cpet sembuh yah! Biar kita bisa ngumpul dan main2 bareng lagi. Lain kali kalo sakit tolong ngabarin jujur, kasih tau ke aku. Biarin aku cemas setengah mati, dan maafin kalo aku cerewet ngatur kamu, this is coz i love you my prince! Te amo! Aishiteru, Mecha2 suki! JeT'aime! Wo ai ni!

Kamu terlalu takut aku cemas, biar aja sih aku cemas, yg pnting aku tau kejujurannya dr kamu. Toh rasa cemas gak akan mmbunuh org. Drpd aku santai2 aja tapi trnyata tnpa aku tau kamu kenapa2, aku mlh ngerasa bersalah bgt kalo begitu.

Kalo kamu mengakui aku sbagai pasangan, pendamping kamu dlm suka dan duka, tolong percayakan aku untuk membagi dukamu, jgn hanya sukamu. Krn kalo gitu kesannya aku hny sbagai pendamping di saat suka, saat senang aja. Krn kalo kmu memperlakukan aku bgitu, brarti kamu meminta untuk aku prlakukan sprti itu jg. Aku prnah membagi sakitku sma kamu dan kamu brsedia, jd apa salahnya kamu mmbagi ksulitanmu untuk kita tenteng brsama2?

Senin, 03 Januari 2011

Hari ini Genap 3 Bulan

Hari ini begitu spesial bagi kami. Walau cuma anniversary yg ketiga bulan, namun setiap bulan kuperingati dan kusyukuri. Kami sudah berjanji untuk bertemu dan membuat acara sendiri di Bekasi Square.

Gerimis menyapu jalanan, mengguyur kami sepanjang perjalanan. Aku sempat membeli keperluan untuk hamsterku sekaligus berteduh karena hujan menderas. Setelah reda kulanjutkan perjalanan sesuai rencana, tujuannya ialah Bekasi Square, mall yang sudah seperti lapangan bermain kami. Banyak cemilan dan tempat mengasyikkan disana, terutama atap Bekasi Square, tempat yang tidak banyak orang tahu, pemandangannya begitu indah dan anginnya begitu kencang, tempat favorit kami.
Sesampainya disana sepertinya kami kepagian. Semua stand jajanan ringan di depan Carrefour belum siap dibuka. Aku mengusulkan untuk ke tempat rahasia kami terlebih dulu sembari mengulur waktu.

Atap Bekasi Square, masih diguyur gerimis ternyata. Namun pemandangannya tetap tak terkalahkan, udara yang sejuk dan wangi khas hujan merasuki hidung, aku suka itu. Aku suka suasana setelah hujan, teduh, menenangkan. Disanalah kami bercengkrama, berfoto2 narsis khas kami, atau meluapkan kangen kami. Puas disana, kami kembali turun karena panggilan perut kami yang meminta diisi.

Stand yang ingin kutuju sepertinya hari ini tidak berjualan, sebagai gantinya kami memutuskan untuk membeli roti dalam Carrefour yang dinilai ramah pada budget kami. Kami membeli makanan secukupnya, lalu pergi seusai membayar. Kali ini tujuannya tempat favorit kami untuk makan dan bercanda menghabiskan waktu, foodcourt depan bioskop.

Kami memilih satu bangku, selanjutnya seperti biasanya, dia membuka laptopnya dan aku langsung membuka rotiku karena lapar. Aku memperhatikannya sambil menikmati setiap kunyahanku, ia bermain game yang kutularkan padanya, ia mengenal game itu karenaku, dan sepertinya ia sangat menyukainya. Aku tak bisa melawan wajah antusias itu, tak tega aku melarangnya walau kutahu harusnya ini "waktu kami", tapi aku sangat suka menikmati wajah riangnya, itu saja sudah cukup bagiku.
Akhirnya ia ingat untuk memakan rotinya. Lalu seperti rencana kami, ia mengeluarkan kotak harta karunnya yang sengaja ia bawa, begitupun aku dengan kotak hartaku. Kotak2 itu adalah tempat kami menyimpan barang2 kenangan kami selama maupun sebelum jadian. Kami bertukar kotak dan melihat isinya masing2. Aku kaget, dalam kotaknya terisi lengkap tiket2 bioskop yg pernah kami tonton bersama, sedangkan kotakku penuh disumpali struk2 pembelian setiap barang yang kami beli saat hang-out bersama. Kotak itu juga terisi tasbih pemberianku, juga kalung couplenya yang sepertinya lebih cocok untuk dijadikan koleksi museum, hehehehehe, sudah begitu karatan, juga ada jepitan usangku yg patah dan kutinggalkan di rumahnya (aku tidak menyangka ia benar2 menyimpannya).



Ia juga mengembalikan buku sketsaku yang sebelumnya kupinjamkan. Saat itu ingin kutunjukkan keahlian menggambarku yang lumayan memadai, isinya jelas gambar2 tentang kami berdua. Selain berstatus sebagai cowokku, ia juga sekaligus inspirasiku. Ia adalah keindahan tak terkira bagiku.

Setelah acara makan siang, aku mengajak untuk kembali ke atap BS, kali ini ke arena gokart yang belum jadi. Aku suka area yang luas itu, apalagi langit diatas sana menampakkan awan yg bergumul sejuk, indah sekali. Kami sempar bekeliling usil, narsis2 jail, dan berakting2 konyol ala video klip, kami memang pasangan iseng, tingkah kami cukup membuat desperate orang awam. Hahahahaha!

Kami sempat duduk dan bercerita, mengobrol ringan, selalu nyambung dan mengasyikkan berbicara dengannya. Cowokku memang orang yang cerdas dan fleksibel, aku sangat mengaguminya, dan pasti mencintainya.

Untuk mengundur waktu, kutawarkan untuk ngemil lg. Kuajak kebawah, melihat2 stand makanan ringan. Kuputuskan untuk membeli cemilan yang biasa kami beli, takoyaki, dan ia membeli poffertjes yg asing baginya. Ia memang tipe orang yg penasaran akan hal baru. Dan kami membawa makanan kami ke foodcourt diatas, tempat makan favorit kami. Kami makan dan berdiskusi kembali.

Itulah acara penutup kami sebelum akhirnya kami bubar. Udara masih sejuk ketika ia mengantarku pulang. Sebenarnya aku ingin mengundur waktu, untuk menyita waktunya lebih lama, untuk terus bersama. Tapi harus kusadari, aku tidak boleh egois. Waktunya juga merupakan hak keluarganya. Toh suatu saat nanti, jika kita diridhoi Tuhan untuk terus bersama, waktunya akan lebih banyak dihabiskan denganku, mendampinginya sepanjang hidupnya.

Sabtu, 01 Januari 2011

Our First New Year : My Dream Comes True

Aku memandangnya heran, sejak tadi ia asyik bermanja denganku di depan Rindhya dan Dhie, pasangan yg juga ikut dengan kami. Aku tahu ia senang, sama sepertiku, tahun baru pertama ini dapat kami habiskan bersama. Aku agak terkejut ketika ia membicarakan tentang sifatku ke kedua temanku itu sambil merangkul dan mencium pipiku mesra. Tidak biasanya ia manja begini, dan aku merasa sangat dicintai saat itu.
La Piazza, disinilah kami, aku, Rindhya, Dhie, dan cowokku Afry, bersiap menyambut tahun baru dalam keramaian event fireworks party nanti malam. Walau rencana sempat terundur, aku tidak kecewa. Malam ini benar2 indah, dan aku sangat bahagia bisa ada di sampingnya.

Aku ingat khayalanku dulu. Aku menginginkan suatu saat nanti dapat menghabiskan malam tahun baru bersama cowok yang kucintai, melihat pesta kembang api meriah bersama, kilauan kembang api besar terpampang di atas kepala kami dan kami bergandengan tangan di antara gemuruhnya massa dan lagu yang mengalun dari sebuah panggung. Terbilang hampir mustahil saat itu mengingat keoverprotektifan orangtuaku. Tapi aku tidak menyangka keinginan yang dulu terlihat mustahil itu bisa terkabul secepat ini. Aku telah menemukan pangeranku, dan itu mengubah keseluruhan hidupku. Ia membuat impian yang dulu kukira mustahil dapat terjadi...ia sendiri pun adalah keajaiban...

Kami melewati stand peralatan sulap, ada Abu Marlo disana. Aku tahu cowokku itu penggemar berat sulap, ia magician amatir. Hehehehe. Bukan sekali ini aku melewati tempat itu, dan setiap kali melewatinya aku bisa lihat sorot penasaran cowokku pada stand itu, tapi entah kenapa ia selalu enggan walau sudah kutawarkan untuk mampir. Sekarang bagusnya kami mampir, dan aku bisa melihat antusiasmenya melihat properti bidang favoritnya itu. Aku selalu senang melihat ia antusias seperti itu, walau ia lebih tua daripadaku namun saat itu ekspresinya seperti anak kecil, begitu riang, dan aku amat menyukai ekspresi antusiasnya itu. Ia sempat menjelaskan padaku dan teman2ku tentang trik yang dipakai si penjaga stand untuk memikat pelanggan, saat itu ia terlihat begitu keren dan mahir. Aku bangga mendampinginya, ia memang cerdas.

Di sebuah koridor tinggi di Gading Food City, dimana kami bisa melihat langit menghampar luas dan bergaung suara musik performance dari panggung. Disitulah kami menantikan detik2 pergantian tahun, berharap ini tempat yang tepat untuk melihat kemegahan pesta kembang api. Aku sangat menikmati momen kebersamaan itu.
Aku selalu suka pada pancaran kembang api, apalagi dalam pesta kembang api seperti ini. Dalam hidup aku tidak pernah menghadiri event pesta kembang api semacam ini, pastilah kembang apinya begitu besar mempesona. Ini juga salah satu mimpiku, berada dalam event seru seperti ini. Maka aku selalu tertarik setiap ada kembang api, bisa dibilang bunyi kembang api adalah hal yang begitu menarik perhatianku. Setiap ada bunyi, aku pasti segera beralih, ingin melihat wujud kembang api itu, seperti anak kecil yang gampang teralih perhatiannya pada sesuatu. Aku sangat mengagumi keindahan kembang api...
Dan aku sangat suka gabungan dari kedua hal yang aku sukai itu, pangeranku dan kembang api. Ia berada di sampingku, memegang tanganku, ketika kembang api memancar indah bertubi-tubi menutupi langit malam. Kilauannya begitu besar, tepat di atas kepala kami, ini seperti keajaiban, scene romantis ini dapat terjadi di hidupku. Aku tidak pernah mengalami momen sehebat ini, kembang apinya begitu hebat. Bersama gerumulan orang2 yg juga ikut menonton di belakang kami, ditemani beat lagu Ran yang begitu menunjang suasana, dengan sound effect bunyi terompet yang begitu riuh, kami merasa begitu bahagia. Ketika kembang api memeriahkan langit, bergaung suara Ran bernyanyi di atas panggung, dan pangeranku sempat ikut menyanyikan liriknya untukku. Hal itu mnjadi part favoritku. Ia selalu tahu caranya membuatku merasa berharga.
Kurasa ku telah jatuh cinta, pada pandangan yang pertama...
Sulit bagiku untuk bisa berhenti mengagumi dirinya...
Ooh Tuhan tolong diriku...Tuk membuat dia kan jadi milikku...
Sayangku kasihku ooh cintaku...
She's all that i need...


Jika kurenungi...mencintainya bagai melihat kembang api...Indah, berdebar dan sedikit membuat terkejut...
Toh ia juga selalu berhasil menghadirkan kejutan2 baru dalam hidupku yang biasanya flat. Ia adalah keindahan, kemegahan, laksana kembang api besar yang menaungi langit malam. Tapi tak akan kubiarkan kilauan itu hanya sekejap seperti kembang api. Akan terus kujaga kilauannya seperti video HPku yang merekam indahnya langit dipenuhi kembang api itu, agar tetap bertahan begitu lama. Dan momen seharian ini tidak akan terlupakan seumur hidupku. Ini adalah Tahun Baru terhebat sepanjang hidupku...bukan karena pesta kembang api itu, tapi karena adanya dia disisiku...
Dan harapanku untuk tahun depan adalah...
Dapat menghabiskan tahun baru lagi dengannya, yang lebih hebat dari ini...