Kemarin benar2 hari keberuntunganku, hari yg seru tanpa direncanakan sedikitpun. Semua serba spontan.
Berawal dari inisiatifku menghubungi Rindhya, sahabatku. Mendadak ia mengajakku dan pangeranku untuk jalan ke sebuah stasiun radio malam nanti. Stasiun radio milik sahabat lamaku yg sekaligus menjadi tempat bekerja cowoknya sbg penyiar.
Berawal dari inisiatifku menghubungi Rindhya, sahabatku. Mendadak ia mengajakku dan pangeranku untuk jalan ke sebuah stasiun radio malam nanti. Stasiun radio milik sahabat lamaku yg sekaligus menjadi tempat bekerja cowoknya sbg penyiar.
Berhubung pangeranku memiliki kepentingan di Bekasi Cyber Park, yg searah dgn stasiun radio tsbt, maka kuusulkan aku dan sahabat2ku janjian bertemu disana. Tapi akhirnya disepakati kami bertemu di belakang Giant setelahnya.
Maka seusai ujian utama, aku baru saja berniat langsung pulang dr kampus ketika pangeranku menanyakan keberadaanku. Ternyata ia baru saja ingin berangkat ke kampusku, kita sepakati bertemu di tempat makan lesehan sebelah kampus.
Belum juga aku berangkat ke tempat yg dijanjikan krn keasyikan berbincang dengan teman2 sekampusku, pangeranku menginformasikan bahwa ia sudah sampai di lokasi janjian. Maka tanpa bnyk cingcong aku segera menyusulnya ke rumah makan langganan kami itu.
Masih dengan seragam culunku (read : kemeja putih rok hitam plus rambut acak2an habis ujian mirip salesgirl desperate), aku menemuinya. Ia sempat menyindir seragamku itu sebagai bahan bercandaan. Aku sendiri tidak nyaman dengan kostum ini (berjalan dgn rok panjang ini serasa seharian main balap karung, ribet!), maka aku berniat pulang dulu ke rumah untuk berganti baju sekaligus mengambil helm, sekalian makan dan solat dzuhur.
Sampai dirumah kuperintahkan pangeranku menunggu di ruang tamu lantai bawah sementara aku berganti baju dll. Diam2 sudah kupesan mie rebus 2 porsi untuk hidangan kami. Maka ketika aku telah rapi dan menyusul kebawah, hidangan sudah tersedia di meja, dan pangeranku masih mengabaikannya di depan laptopnya yg menyala. Benar dugaanku, dia tidak akan makan sebelum aku tiba di sampingnya dan makan bersamanya. Cowokku idealis memang.
Maka kegiatan menyantap mie rebus di rumah jadi berasa begitu spesial dengan kehadirannya. Dengan senyum manisnya dan godaan mesranya, dengan tatapan menghanyutkan dan perhatiannya (dan sedikit colongannya). Kegiatan menyantap mie rebus pun menjelma menjadi momen2 indah bagiku, mengingat ia cukup jarang singgah di rumahku. Setelah hidangan habis dan puas beristirahat (dan bermesraan) kami menuju tujuan selanjutnya, Bekasi Cyber Park.
Hari menjelang sore ketika kami sampai ke pusat penjualan gadget di bekasi itu. Banyak sekali promo gadget yg membuat kami (read : anak2 IT) tertarik. Di mata mahasiswa2 yg bergelut di dunia IT seperti kami, promo gadget seperti ini adalah surga dunia, gadget2 terlihat bagai makanan mewah lezat yg diobral murah dan menggoda untuk dibeli. Entahlah perumpamaan ini tepat atau tidak. Yg pasti cowokku mengalami kesulitan dlm menjalankan misinya kesana karena keterbatasan media. Jadilah kami hanya melihat2 dan menelan ludah karena tidak membeli apapun. Dan segera kami beranjak ke tongkrongan favorit kami, foodcourt berhotspot dimana kami bisa memakai Wifi sepuasnya. Berbekal cemilan andalanku dan air mineral botol yg sengaja kubawa dr rumah, disanalah kami menghabiskan waktu hingga malam.
Ketika pangeranku menuruti keinginanku untuk menemaniku membeli plastik antigores HPku, Rindhya, sahabatku memanggil. Ia memang kuperintahkan memberitahukanku jika akan berangkat dr rumahnya. Maka aku dan pangeranku bersiap2 ke parkiran untuk keluar dan menuju lokasi janjian.
Cukup lama kami mencari rute ke tempat janjian, hingga akhirnya kami tiba dan menemukan spot asyik untuk parkir dan menunggu, yaitu di sebelah tukang kentang goreng (lumayan sembari nyemil! Hehehehe!)
Baru saja kami memakan secuil jajanan kami, Rindhya dan teman yg dibawanya telah sampai dan menegurku. Maka langsung kami beranjak ke Stasiun Radio OC yg tak terlalu jauh dr sana.
Sampai disana, sahabatku si empunya stasiun radio, Shifa, belum terlihat wujudnya. Padahal suara cowoknya sudah menggema lantang melalui siaran radio. Maka kami menunggu di luar ruang siaran.
Shifa akhirnya datang, ia memperkenalkan beberapa temannya dan teman cowoknya kepadaku. Maka makin ramailah malam itu dengan tambahan teman baru. Kami duduk lesehan di pendopo luar ruang siaran, dengan bentuk melingkar mirip2 acara tahlilan di rumah ibu RT. Karena pangeranku seringkali membawa kartu remi, ia mengeluarkannya dan mengajak bermain kartu untuk mencairkan suasana. Maka semakin serulah acara malam itu, benar2 penuh canda tawa. Aku benar2 gembira di euphoria kebersamaan yg menyenangkan ini, apalagi bersama org yg kucintai di sampingku.
Setelahnya Shifa mengajak kami makan di tempat makan yg pernah kami kunjungi bersama. Aku, Rindhya, dan Novi temannya menyetujuinya, begitupun pasukan sahabat2 Adha, cowoknya Shifa. Sayangnya, di perjalanan Novi mengurungkan niatnya. Novi hanya mengantarkan Rindhya hingga ke tempat makan dengan motornya, setelahnya ia pamit pulang. Tinggallah Rindhya yg kebingungan mencari tumpangan pulang seusainya makan nanti.
Shifa akhirnya datang dengan bala bantuannya, sahabat2nya Adha. Kami akhirnya melupakan sejenak semua kegundahan dan mengisi perut sembari berbincang riang. Aku, pangeranku, Rindhya, Shifa, dan Adha berkumpul di satu meja, sementara pasukan sahabat2nya Adha di meja sebelah kami. Setelah makan kami mencari solusi untuk kesulitan Rindhya, kami sepakat Shifa yg mengantarkan Rindhya sebentar ke pangkalan ojek dekat sana.
Perjalanan pulang malam ini begitu menyenangkan bagiku, aku memeluk pangeranku erat di motornya. Aku sangat menikmati malam Mingguan tanpa perencanaan ini, jarang aku bisa keluar malam dengannya. Berkali-kali kuhirup wangi aroma tubuhnya dan kunyatakan bisikan cinta. Bagiku sepanjang perjalanan itu seperti terbang di kayangan, melaju berdua menaiki Pegasus putih nan indah, melewati lautan bintang. Aku sangat senang, hingga akhirnya motornya berhenti di depan rumahku. Dengan berat hati aku melepasnya pergi, aku tahu ia pasti sudah lelah. Aku tidak boleh egois, aku cudah cukup bahagia menyita waktunya seharian ini. Maka kulepas ia pulang dengan doa agar ia selamat di jalan.
Dalam hatiku malam minggu ini tak akan kulupakan keceriaannya.