Ini cerita moment kedua yg saia janjikan sebelumnya. Di tempat dan saat yg berbeda, tepatnya 20 Januari 2011, dengan rencana ke Mega Bekasi Hypermall untuk sekedar mencari kado bersama untuk sahabatku.
Sebelum berangkat aku bermaksud mengagetkannya dengan sedikit perubahan pada tampilanku. Kali ini aku mengenakan rok panjang, baju berkerah sabrina, serta kitten heels feminin, begitu anggun terlihat dengan rambut panjangku yg kugerai. Konsep yg sedang kuangkat dlm tampilanku kali ini adalah cokelat-hitam, favoritnya. Aku jarang berpenampilan feminin begini, sudah pernah kuceritakan bukan?
Dan entah kenapa saat2 ini sangat kunanti, selain ini adalah waktu colonganku di antara kesibukan jadwal UASku, ini merupakan pelampiasan kangenku kepadanya. Entah kenapa aku begitu merindukan saat itu, hingga kuabaikan jadwal belajarku hari itu (jgn dicontoh ya!). Akhirnya ia tiba juga di rumahku menjemputku, saat2 yg kunantikan sejak semalam sebelumnya. Aku pun segera pamit dan melaju ke tempat yg kami tuju.
Awalnya kami berkeliling melihat2 semua barang2 fashion yg dipajang. Aku bingung akan memberi kado apa untuk sahabatku, nyatanya aku malah keasyikan dengan barang2 incaranku sendiri. Dan saat bingung memilih ternyata waktu bisa terasa lama. Biasanya saat bersama cowokku waktu terasa begitu cepat berlalu. Tak mau ambil pusing, akhirnya aku putuskan membelikan sebuah blazer sebagai kado. Setelahnya barulah tiba waktunya berdua bersama pangeranku, waktu kami. Kami pun mencari tempat makan sekaligus untuk mengistirahatkan kaki lelah kami.
Kujumpai restoran2 dgn promo2 murahnya di lantai bawah. Dan kami tertarik pada salah satunya. Walau rasa makanannya tidak begitu memuaskan, setidaknya tempat itu cukup cozy untuk kami berbagi cerita. Dan anehnya disinipun aku merasa obrolan kami begitu berkesan dan berbobot.
Pangeranku begitu kecewa mendapati stand ice cream Mc Donalds favoritnya belum buka, sembari menunggu kucetuskan ide iseng untuk bermain di Giant Hypermart. Kusebut bermain karena hypermart atau semacamnya memang benar2 seperti tempat bermain bagi kami. Banyak barang2 seru yg bisa kami mainkan untuk lucu2an.
Seperti biasa, cukup lama kami gokil2an di sana, ternyata benar dugaan kami, banyak barang2 seru, aneh bin ajaib, dan pasti menarik untuk kami mainkan disana. Pangeranku bahkan sempat berfoto dengan gaya ala penjual sate, lengkap dengan pembakar sate dan kipas sulam tradisionalnya. Dengan hanya membeli makanan cemilan, kami menjajah tempat itu begitu lama. Setelah bosan baru kami keluar dan membayar barang.
Kami selanjutnya mencari toilet dan yg saat itu terbersit adalah toilet di bioskop XXI paling atas. Tempat yg pasti bersih, nyaman, dan asyik untuk disinggahi sekedar beristirahat. Namun teringat belanjaan makanan yg kami bawa, maka kami perlu strategi untuk masuk ke bioskop. Karena larangan untuk membawa makanan itulah, kami akhirnya bergantian ke toilet. Salah satu harus duduk menunggu di karpet luar bioskop. Karena kulihat pangeranku lebih membutuhkan, kupersilahkan ia duluan sedangkan aku menunggu di luar, duduk sendiri dengan rok ribetku ini.
Tibalah giliranku. Aku selalu senang berada dalam toilet yg bersih dan nyaman seperti itu. Biasanya kutuntaskan keperluanku sekaligus, seperti buang air, cuci tangan, berdandan (atau setidaknya membereskan muka kucelku), sisiran, memakai parfum, bahkan kadang foto2 narsis (hehehehe!). Tapi kali ini kuselesaikan secepat mungkin berhubung ada yg menungguku. Seselesainya, aku pun berjalan (sok) anggun langsung keluar dari pintu bioskop yg dijaga 2 penjaga berseragam. Begitu aku menghampiri pangeranku yg sibuk dgn titipan tas2 kresekku, ia terlihat mencurigakan. Ia menyuruhku untuk berjalan duluan di depannya, seperti menahan kesal akan sesuatu. Setelah tiba di eskalator turun baru ia mau bercerita padaku. Ternyata ia kesal pada penjaga bioskop yg melihatku dengan mupeng (Read : nafsu), ia tak habis2nya mendumal kesal. Aku pun tak mengerti di bagian mana dari diriku yg bisa menarik syahwat pria, aku memakai baju yg lehernya tdk terlalu vulgar, bahkan cenderung tertutup, berlengan balon pendek tapi tak bisa dibilang seksi, bahkan rokku panjang semata kaki(dan seringkali kedodoran), dengan dalaman legging panjang abu2 tebal, dan proporsi badanku bisa dibilang lebih mirip karung beras. Ternyata anggapan bahwa tindakan kriminal pelecehan thdp wanita disebabkan faktor penampilan wanita tsbt yg mengundang terbukti salah, memang faktor prianya aja nggak bisa menjaga iman dan nafsu mereka.
Tapi aku senang dengan respon pangeranku menyikapi hal itu, ia begitu waspada. Ia bersikap begitu melindungiku, bahkan begitu marah jika ada yg melecehkanku. Ia benar2 gentle dimataku saat itu, aku tidak pernah dibela cowokku sebegininya, seolah ia tercipta untuk melindungiku. Ehem, sebenarnya pernah...tapi tidak sebahagia ini rasanya. Ia begitu menganggapku berharga dan tidak patut dilecehkan, seakan aku sosok yg indah dengan diriku yg apa adanya ini. Ia selalu menghargai tubuh gembulku, bahkan semakin senang jika aku bertambah gemuk karena katanya berarti aku sehat. Ia selalu bahagia selama aku sehat, ia tidak pernah memprotes sedikitpun soal fisikku, bahkan seringkali ia yg memberikanku kepercayaan diri jika percaya diriku menurun karena fisikku. Pangeranku memang tidak suka tipe wanita dibuat2, dengan wajah penuh make up dan badan kurus lunglai karena diet ketat, ia menyukai kealamian (dan kesuburan). Dan ia menyukaiku apa adanya. Aku sendiri bingung apa yg menarik dr diriku karena menurutku diriku ini jelek, jauh dibawah standar umum.
Kembali ke perbincangan awal. Setelah insiden di bioskop, kami mencari tempat untuk sekedar ngemil dan melepas lelah bareng. Pangeranku akhirnya dapat membeli ice cream Mc Donalds favoritnya. Awalnya kami duduk lesehan di sebuah sisi koridor yg sepi agar tdk terlihat mengganggu, membuka laptop dan persediaan cemilan kami. Tapi kesalnya, kami diusir security tanpa alasan yg jelas. Lalu kami berpindah di pojokan foodcourt. Dan disanalah kami puas bermain2 dengan laptopnya sembari nyemil. Kami tak henti berbagi cerita, informasi, atau apapun unek2 yg ingin kami sampaikan. Hampir tak ada rahasia diantara kami, semua tentang mantan, tentang masa lalu, semua hal yg riskan dapat kami bicarakan dgn tenang. Kami memang pasangan yg menjunjung tinggi transparansi dan keterbukaan, hingga kami tidak pernah menemui konflik dalam hubungan kami. Kami sudah cukup dewasa untuk menyikapi masalah dengan bijak, berhubung pribadi kami masing2 memang toleran dan tenang. Untungnya tingkat egoisme kami masing2 rendah karena kamilah pihak yg seringnya tertidas dan tersakiti saking baiknya. Kami memang berasal dr dunia yg sama, sama2 sempat terlupakan, sama2 sering terlalu baik hingga dimanfaatkan orang, sama2 selalu disakiti dlm hubungan percintaan, dan sama2 bertekad tdk akan menyakiti org lain karena kami tau rasanya disakiti. Dan satu lagi, kami sama2 susah berpaling sekalinya jatuh hati ke seseorang, jadi beginilah kami, pemuja pasangan masing2. Aku selalu memujanya selayaknya idola dan ia selalu memujaku seakan aku sempurna. Bersyukur, sebenarnya itulah pangkal kelanggengan dan kunci kesuksesan dlm hubungan. Aku sudah sangat bersyukur mendapatkannya dan tidak membutuhkan yg lain lg, ia adalah hal terbaik yg bisa kudapatkan. Dan rasa syukur itulah yg seringkali terlupakan oleh orang2 skrg sehingga selalu merasa kurang, lalu dengan tamaknya mencari2 lagi yg lebih baik. Padahal diatas awan masih ada awan, tidak akan ada habisnya jika kita terus mencari yg terbaik, krn kesempurnaan biarlah hanya milik Sang Pencipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar