Hari ini begitu spesial bagi kami. Walau cuma anniversary yg ketiga bulan, namun setiap bulan kuperingati dan kusyukuri. Kami sudah berjanji untuk bertemu dan membuat acara sendiri di Bekasi Square.
Gerimis menyapu jalanan, mengguyur kami sepanjang perjalanan. Aku sempat membeli keperluan untuk hamsterku sekaligus berteduh karena hujan menderas. Setelah reda kulanjutkan perjalanan sesuai rencana, tujuannya ialah Bekasi Square, mall yang sudah seperti lapangan bermain kami. Banyak cemilan dan tempat mengasyikkan disana, terutama atap Bekasi Square, tempat yang tidak banyak orang tahu, pemandangannya begitu indah dan anginnya begitu kencang, tempat favorit kami.
Sesampainya disana sepertinya kami kepagian. Semua stand jajanan ringan di depan Carrefour belum siap dibuka. Aku mengusulkan untuk ke tempat rahasia kami terlebih dulu sembari mengulur waktu.
Atap Bekasi Square, masih diguyur gerimis ternyata. Namun pemandangannya tetap tak terkalahkan, udara yang sejuk dan wangi khas hujan merasuki hidung, aku suka itu. Aku suka suasana setelah hujan, teduh, menenangkan. Disanalah kami bercengkrama, berfoto2 narsis khas kami, atau meluapkan kangen kami. Puas disana, kami kembali turun karena panggilan perut kami yang meminta diisi.
Stand yang ingin kutuju sepertinya hari ini tidak berjualan, sebagai gantinya kami memutuskan untuk membeli roti dalam Carrefour yang dinilai ramah pada budget kami. Kami membeli makanan secukupnya, lalu pergi seusai membayar. Kali ini tujuannya tempat favorit kami untuk makan dan bercanda menghabiskan waktu, foodcourt depan bioskop.
Kami memilih satu bangku, selanjutnya seperti biasanya, dia membuka laptopnya dan aku langsung membuka rotiku karena lapar. Aku memperhatikannya sambil menikmati setiap kunyahanku, ia bermain game yang kutularkan padanya, ia mengenal game itu karenaku, dan sepertinya ia sangat menyukainya. Aku tak bisa melawan wajah antusias itu, tak tega aku melarangnya walau kutahu harusnya ini "waktu kami", tapi aku sangat suka menikmati wajah riangnya, itu saja sudah cukup bagiku.
Akhirnya ia ingat untuk memakan rotinya. Lalu seperti rencana kami, ia mengeluarkan kotak harta karunnya yang sengaja ia bawa, begitupun aku dengan kotak hartaku. Kotak2 itu adalah tempat kami menyimpan barang2 kenangan kami selama maupun sebelum jadian. Kami bertukar kotak dan melihat isinya masing2. Aku kaget, dalam kotaknya terisi lengkap tiket2 bioskop yg pernah kami tonton bersama, sedangkan kotakku penuh disumpali struk2 pembelian setiap barang yang kami beli saat hang-out bersama. Kotak itu juga terisi tasbih pemberianku, juga kalung couplenya yang sepertinya lebih cocok untuk dijadikan koleksi museum, hehehehehe, sudah begitu karatan, juga ada jepitan usangku yg patah dan kutinggalkan di rumahnya (aku tidak menyangka ia benar2 menyimpannya).
Ia juga mengembalikan buku sketsaku yang sebelumnya kupinjamkan. Saat itu ingin kutunjukkan keahlian menggambarku yang lumayan memadai, isinya jelas gambar2 tentang kami berdua. Selain berstatus sebagai cowokku, ia juga sekaligus inspirasiku. Ia adalah keindahan tak terkira bagiku.
Setelah acara makan siang, aku mengajak untuk kembali ke atap BS, kali ini ke arena gokart yang belum jadi. Aku suka area yang luas itu, apalagi langit diatas sana menampakkan awan yg bergumul sejuk, indah sekali. Kami sempar bekeliling usil, narsis2 jail, dan berakting2 konyol ala video klip, kami memang pasangan iseng, tingkah kami cukup membuat desperate orang awam. Hahahahaha!
Kami sempat duduk dan bercerita, mengobrol ringan, selalu nyambung dan mengasyikkan berbicara dengannya. Cowokku memang orang yang cerdas dan fleksibel, aku sangat mengaguminya, dan pasti mencintainya.
Untuk mengundur waktu, kutawarkan untuk ngemil lg. Kuajak kebawah, melihat2 stand makanan ringan. Kuputuskan untuk membeli cemilan yang biasa kami beli, takoyaki, dan ia membeli poffertjes yg asing baginya. Ia memang tipe orang yg penasaran akan hal baru. Dan kami membawa makanan kami ke foodcourt diatas, tempat makan favorit kami. Kami makan dan berdiskusi kembali.
Itulah acara penutup kami sebelum akhirnya kami bubar. Udara masih sejuk ketika ia mengantarku pulang. Sebenarnya aku ingin mengundur waktu, untuk menyita waktunya lebih lama, untuk terus bersama. Tapi harus kusadari, aku tidak boleh egois. Waktunya juga merupakan hak keluarganya. Toh suatu saat nanti, jika kita diridhoi Tuhan untuk terus bersama, waktunya akan lebih banyak dihabiskan denganku, mendampinginya sepanjang hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar