Senin, 29 November 2010

Tentang Kegelisahanku Tadi

From : Choco yg terlalu manja

Maafkan sikapku sepulangnya kita bersama tadi.
Aku mulai berfikir sejak kau sarankan aku untuk lebih berhemat, spontan otakku memutar kembali rekaman memori tentang nasihat sepupuku, dan tentang pengalaman sahabatku...
Aku tahu, kamu selalu sabar dan pengalah padaku, tapi bukan berarti tanpa keluh kesah atas sikapku, dan selama ini mungkin hal itu kau pendam sendiri.
Baru2 ini kakak sepupuku menasihatiku.
"Cowok itu mah luarnya pasti kalem2 aja, nggak cerewet kayak kita. Tapi cowok diem2 tuh merhatiin sifat kita, kalo giliran dia udah eneg sama sifatlu aja baru lu ditinggalin. Makanya lu berubah mandiri, jangan manja begini lagi. Cowok juga lama2 eneg sama cewek manja, gimana ntar lu kawin kalo lu gak bisa kerjain apa2an."

Aku tahu aku jauh dari kesan mandiri. Aku sangat bergantung pada orang lain, tak bisa melakukan apapun sendiri, bahkan tak berani sendirian. Aku terbiasa boros, ceroboh, jorok, berantakan. Aku tahu masih banyak kekuranganku yang lain yang terbilang kebangetan untuk gadis seusiaku, dan pacarku selalu bertingkah seolah dapat menerima semuanya.
Dan aku tahu cowokku begitu memanjakanku, selalu sabar menghadapi sikapku, sifatnya yang terlalu sabar dan tenang itulah yg sebenarnya membuatku cemas. Apakah ia memendam sendiri kekesalannya padaku? Setiap orang pasti bisa merasa kesal walau ia telah coba sabar, begitu pula pangeranku. Dan aku ingin berubah, sebelum terlanjur membuat pangeranku ilfeel. Aku takut kejadian yang menimpa sahabatku terjadi padaku...

Dulu cowoknya adalah orang yang sangat pengertian, namun semakin kesini cowok itu selalu menuntut perubahan sahabatku alasannya adalah agar sahabatku menjadi lebih baik lagi. Dan bahkan walaupun sahabatku telah berjuang keras berubah demi cowok itu, cowok itu tidak dapat menghargainya dan bahkan tidak menganggap perjuangannya ada. Dia tetap beralasan ada yang kurang dari perjuangan sahabatku. Jujur aku kasihan pada sahabatku, tidak bisa lagi menjadi dirinya yang apa adanya. Dan kini cowok itu pergi meninggalkannya begitu saja, hanya karena perubahan sahabatku dianggap tidak memuaskan.

Aku takut sikap sabar pangeranku ini hanya diawal sebelum akhirnya meledak, karena itu aku lebih ingin dia jujur menyatakan kritik kepadaku dengan cara baik-baik. Aku ingin mendengar komentarnya tentang kekurangan diriku yang perlu kuperbaiki, selama ini kulihat dia terlalu enggan padaku. Bukankah sesabar2nya orang, kesabaran manusia pasti ada batasnya? Aku tak ingin dia hanya membatin kesal melihat tingkahku. Aku terlalu takut...kekesalannya itu tersimpan di hatinya, semakin hari semakin menggunung, dan dapat menjadi alasannya meninggalkanku. Aku takut mimpi burukku itu menjadi nyata, aku tak mau sampai menguras habis kesabarannya. Aku rela mengubah apapun dari sifatku asal aku tak kehilangannya.

Selama ini ketidak sukaannya yang dapat kutangkap antara lain soal berhemat dan telat. Dia memang terlalu sering menungguku yg kebiasaan ngaret ini, kukira hal itu hanya kecerobohan biasa. Aku tak menyangka sikap itu mengganggunya juga. Maka itu aku kapok, aku tak mau membuat cowokku menunggu lagi...aku terlalu takut kehilangan dia...aku tak mau mengecewakannya sedikitpun...
Berhemat, aku memang orang yang terlalu royal. Selama ini biaya sebesar apapun biasanya tak jadi masalah asal sepadan dengan kesenangan yang kuterima. Tapi aku juga terkejut ternyata sikapku ini disadarinya sebagai suatu keburukan. Akhirnya tadi ia menasihatiku, padahal sebelumnya ia bersikeras bahwa hal itu bukan masalah baginya. Terbukti kalau keburukanku itu sebenarnya mengganggunya bukan?

Maaf Cheese, aku memang belum bisa menjadi gadis yang baik. Bisa dibilang aku belumlah seorang 'gadis'. Walaupun aku coba memakai rok melambai dan bergaya feminin, aku tetap belum bisa masak, rapi2 dgn telaten, menyapu, mengepel, mencuci, menyetrika, bahkan melipat baju. Aku tau aku ini 'nightmare' bagi sebagian besar cowok2 pada umumnya, tapi kamu bisa menerimanya dengan hati lapang. Kamu percaya aku bisa berubah, dan aku nggak ingin mengecewakan harapanmu itu, tapi aku butuh waktu. Maaf aku masih manja, yang aku punya hanyalah khayalan dan cinta. Aku takut aku tidak bisa berubah sesuai keinginan kamu, yang ingin aku tahu...jika aku tidak berhasil berubah...bagaimana?


Aku memang masih seorang pemimpi yang manja...tapi hanya satu yang tak perlu kamu ragukan, ketulusan cintaku kepada seseorang yang "siap dan berani" menerima aku apa adanya, yg bnyk keburukannya ini...Dan itu kamu!
Dan malam ini aku harus cepat tidur, aku ingat pangeranku sering melarangku untuk tidur terlalu larut.
Selamat malam dunia...
Selamat malam Cheese...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar